Ajak Anak Kampanye Pupuk Kebencian dalam Diri Anak



Pembelaan sejumlah partai bahwa mengajak anak-anak berkampanye sama dengan pembelajaran politik sejak dini sangat berlebihan dan tidak masuk akal.


Sebaliknya, melibatkan anak dalam kampanye sama saja memupukkan kebencian dan kurang bersimpati dengan orang lain.


“Hal-hal semacam ini (pendidikan politik) yang menurut saya tidak perlu dan jangan ditanamkan kepada anak-anak, apalagi usia mereka masih anak-anak, belum perlu itu,” kata psikolog anak Dr. Rose Mini A. Prianto M.Psi, baru-baru ini..


Rose Mini beralasan dalam kampanye umumnya si jurkam atau juru kampanye atau bahkan si politisi yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, justru menyampaikan sesuatu yang bisa memupuk kebencian pada diri anak tersebut.


Misalnya seperti wanti-wanti agar massa tidak mencoblos nomor lain selain dirinya, tidak memilih partai warna lain selain partainya. Bahkan tak jarang dengan embel-embel saling mejelekkan pihak-pihak lain tersebut.


Cara ini menurut Bunda Romi, sapaannya, secara tidak langsung-karena sasarannya tentu kepada orang dewasa- akan mengajarkan anak saling membenci, memojokkan dan tidak memiliki rasa simpati dan empati kepada pihak lain.


Padahal seharusnya anak-anak diberikan seluas-luasnya kesempatan untuk berhubungan sosial dengan pihak lain, mencari teman sebanyak-banyaknya, dengan catatan orang tua tetap mengawasi.


Bunda Romi menyayangkan, pengajaran sikap dan sifat yang baik dalam diri anak-anak tergadaikan hanya dengan uang yang jumlahnya tidak seberapa.


“Investasi anak harus sesuatu yang baik dan berguna, bukan investasi yang nilainya mungkin hanya Rp50.000 atau Rp100.000 seperti itu. Boleh ikut berkampanye kalau tujuannya untuk mendapatkan uang tapi sebaiknya memiliki seseorang yang bisa dipercaya untuk menjaga anak dirumah, tidak perlu mengajaknya,” bebernya.


Senada dengan Bunda Romi, dokter spesialis anak, Utami Roesli pun meyanyangkan kalau membawa anak kampanye sebagai pembenaran untuk pengenalan politik kepada anak-anak.


Membawa anak-anak dalam sebuah keramaian orang-orang yang mungkin sedang mengidap penyakit tertentu, sama saja meningkatkan risiko anak untuk terserang penyakit tersebut.


Belum lagi kondisi tempat dan cuaca yang bisa jadi tidak mendukung, akan membuat anak mudah terserang sejumlah penyakit. Ini karena daya tahan tubuh dan sistem kekebalan anak anak sangat berbeda dengan orang dewasa.


“Bayangkan dalam kampanye pasti ada orang yang sedang batuk pilek, merokok, polusi udara dan makanan serta minuman yang tidak sehat, ini akan mudah menulari anak-anak. Jadi dapatnya mungkin cuma Rp50.000 tapi biaya yang harus dikeluarkan jika anak tiba-tiba sakit, apalagi kalau harus dirawat,” ujar dokter yang berpraktek di RS St. Carolus ini gemas.


Dia memperingatkan, sebaiknya jika memang masih memiliki anak kecil apalagi balita, para orang tidak perlu memaksakan diri untuk berkampanye. Jika memang harus, maka sebaiknya meninggalkan anak di rumah dengan orang yang bisa dipercaya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ajak Anak Kampanye Pupuk Kebencian dalam Diri Anak"

Posting Komentar