Bolehkah Istri Menuntut Suami Agar Lebih Rajin "Bercinta" ?

Bukan hal yang aneh lagi buat kita semua, bahwasanya setiap insan yang diciptakan oleh Allah memiliki nafsu terhadap lawan jenis yang berbeda-beda.  Selain dipengaruhi unsur genetika, ras, dan anatomi tubuh manuisa tentu nya banyak faktor juga yang mempengaruhi libido sesorang. Jadi sudah sewajarnya kalo hal itu sudah dari sono begitu. Gak usah diperdebatkan lagi kenapa koq setiap orang beda-beda kadar libido nya. 

Jika seorang pria memiliki libido yang tinggi, pasti semua sudah maklum dan paham karena memang pria diciptkan lebih agresif daripada wanita. Tapi bagaimana halnya jika libido tinggi ini dimiliki oleh beberapa wanita. Apakah hal tersebut sesuatu yang tabu jika mereka wanita ini menuntut lebih terhadap suami nya sebagai pemberi nafkah batin.  Bayangkan jika istri Anda meminta bercinta 5 x sehari, apakah Anda mampu. Hahahaha..

Bagaimana Islam menjawab pertanyaan dan situasi tersebut.



Jawaban,

Ada sebuah kisah di masa Rasulullah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ada seorang sahabat yang bernama Rifaah al-Quradzi. Dia menikah dgn seorang wanita yg  bernama Tamimah bintu Wahb.  Setelah beberapa waktu menjalani kehidupan bahtera umah tangga, Rifaah kemudian menceraikan istrinya,langsung talak tiga.  Setelah masa iddah selesai,  wanita yang bernama Tamimah ini kemudian kawin dengan Abdurahman bin Zabir al-Quradzi.  Akan tetapi, Tamimah ini tidak begitu sepenuh hati mencintai Abdurrahman.  Dia hanya menikahi Abdurahman ini supaya ada jalan kembali untuk bisa kembali ke sahabat Rifa’ah.

Hingga suatu waktu, akhirnya wanita ini bertemu dengan Rasulullah dan meneceritakan masalah kehidupan bersama suaminya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat Tamimah datang menghadap beliau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dia mengenakan kerudung berwarna hijau.

Berkatalah wanita itu 


وَاللَّهِ مَا لِي إِلَيْهِ مِنْ ذَنْبٍ ، إِلَّا أَنَّ مَا مَعَهُ لَيْسَ بِأَغْنَى عَنِّي مِنْ هَذِهِ – وَأَخَذَتْ هُدْبَةً مِنْ ثَوْبِهَا 

“ Demi Allah, suuami saya ini seorang baik, dan belum pernah berbuat dzalim kepada saya. Hanya 'milik' dia, tidak bisa membuat saya puas dibanding ini."  Sambil dia pegang ujung bajunya.”

Maksud dari Tamimah itu adalah  "senjata" milik suaminya itu loyo. Gak bisa  memuaskan dirinya layaknya seperti ujung baju yang lemas.

Tahu istrinya datang kepada baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abdurahman lalu datang dengan membawa kedua anaknya dari pernikahan dgn istri sebelumnya.

Abdurahman membawa kedua utk membuktikan bahwa dia bukanlah lelaki yang loyo, tetapi lelaki tulen yang bisa memiliki anaki. Mendengar keluhan dan aduhan istri keduanya ini, Abdurrahman lalu protes,


كَذَبَتْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنِّي لَأَنْفُضُهَا نَفْضَ الأَدِيمِ ، وَلَكِنَّهَا نَاشِزٌ ، تُرِيدُ رِفَاعَةَ

“Istriku bohong ya Rasulullah, saya sudah bersungguh-sungguh dan tahan lama. Tapi wanita ini nusyuz, dia pingin balik ke Rifaah (suami dulu).”

Mendengar cerita mereka, baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum-senyum saja . (HR. Bukhari 5825 & Muslim 1433).

Arti dari senyum baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap laporan tersebut. Beliau tidak melarang atau menghardik pasangan ini meskipun diungkapkan secara terang-terangan atau vulgar.  Bisa jadi beliau tersenyum karena heran ada wanita yang bisa menceritakan hal tersebut tanpa malu-malu.


Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
وتبسّمه صلى الله عليه وسلم كان تعجبا منها ، إما لتصريحها بما يستحيي النساء من التصريح به غالبا… ويستفاد منه جواز وقوع ذلك

Senyum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau heran. Bisa karena melihat wanita ini yang terus terang padahal umumnya itu malu bagi umumnya wanita… dan disimpulkan dari hadis ini, bolehnya melakukan semacam ini. (Fathul Bari, 9/466)

Yang perlu kita perhatikan dari kisah tersebut bahwanya si wanita yang bernama  Tamimah telah menggugat suaminya dengan alasan masalah stamina bercinta yang jauh dari harapan si wanita tersebut.  Artinya masalah itu bukanlah sesuatu yang tercela atau mengandung sesuatu yang bermaksiat. 

Mengadukan Suami Karena Kurang Rajin Bercinta atau Loyo di Ranjang

Dari hadist ini, sebagian ulama menarik kesimpulan bahwasanya seorang istri boleh menuntut atau meminta lebih terhadap suaminya agar meningkatkan intensitas kemampuannya dalam berhubungan suami istri.

Berikut keterangan Ibnul Mulaqin,


وفيه: أن للنساء أن يطلبن أزواجهن عند الإمام بقلة الوطء ، وأن يعرضن بذلك تعريضًا بينًا كالصريح ، ولا عار عليهن في ذلك

Dari hadits diatas disimpulkan bahwasanya istri boleh mengadukan suami mereka kepada pihak yg berwenang, karena kurang rajin bercinta. Dan beliau mengatakan bolehnya menyampaikan hal tersebut secara terang-terangan. Dan itu bukanlah sesuatu hal yang tercela. (at-Taudhih li Syarh al-Jami’ as-Shahih, 27/653)


HipnoGasm 250 x 250

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bolehkah Istri Menuntut Suami Agar Lebih Rajin "Bercinta" ?"

Posting Komentar