Padepokan dan Pondok Pesantren


Padepokan dan pesantren



Jaman dahulu supaya ajaran islam bisa diterima masyarakat. Para wali menyebar luaskannya dengan pendidikan dan juga lewat kesenian.
Salah satunya sunan Ampel mendirikan padepokan di ampel surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di jawa.
Seiring dengan perkembangan waktu banyak murid lulusan dari padepokan sunan Ampel mendirikan padepokan padepokan atau pesantren pesantren di tanah jawa. Akhir akhir ini, setiap hari televisi menayangkan tentang salah satu padepokan di sukabumi jawa barat. Tentang padepokan si Aa', tentang berita penangkapan si Aa' di salah hotel di mataram. Tentang si Aa' sebagai ustad palsu, tentang si Aa' yang ternyata pemakai narkoba.
Yang saya cermati disini bukan tentang keburukan si Aa' cause i am not perfect person too. Tetapi tentang putra putri kita kelak.
Begitu banyaknya dan menjamurnya padepokan padepokan, pesantren pesantren yang tidak jelas di Indonesia terutama di kota kota besar. Padepokan atau pesantren yang dibungkus atau berkedok mengajarkan agama.
Jadi ingat kata kata ibu kita RA Kartini di buku biografinya yang terkenal Habis gelap terbitlah terang, beliau mengatakan, "Berapa banyak orang yang berbuat dosa atas nama agama?"
Dengan alih alih keindahan surga sudah berapa banyak anak belasan tahun yang mudah terbujuk rayu menjadi seorang pengebom?
Dengan alih alih germelapnya dunia intertainment, berapa banyak gadis usia belasan tahun kehilangan kegadisannya?
Dan sungguh disayangkan kehilangannya disebabkan oleh perbuatan seseorang yang berlabel "ustad".
Marilah para orang tua *termasuk saya sendiri. Yuk, kita waspada dan selektif dalam memilih pesantren atau sekolah bagi putra dan putri kita. Dampingi dan awasi terus putra putri kita dalam menempuh pendidikannya. Selidiki juga teman temannya.
Selalu ingat nasehat sahabat Rasulullah, Ali bin abi thalib, ra. Ketika usia anak kita belasan tahun atau istilahnya masih abegeh jadikan mereka tawananmu!
Sampai si kakak, anak saya yang pertama usia 8 th, sempat protes,
"Mi enggak enak ya jadi putri, diatur terus"

Begitulah saya mengajarkan, tidak enak memang sekarang. Karena saya mengajarkan mereka adalah seorang tawanan, tapi dibungkus dengan kalimat indah "seorang putri" xixixixi 😂
Takut juga dengan pengaruh pergaulan jaman sekarang. Usia usia masa ABG itu masa mereka, putra putri kita mencari panutan, mereka akan selalu followers teman atau orang yang dianggap mereka "hebat".
Trus tanpa kita sadari, mereka masuk dalam suatu kelompok pengajian. Kayaknya kata "pengajian" bagus ya.....tapi cobalah kita juga sebagai orangtua sesekali masuk dalam kelompok pengajian putra dan putri kita. Kita selidiki seperti apa sih "ustadnya"?
Biasanya sih klo saya sudah mendengarkan seorang ustad bercerita tentang propaganda, rasis, politik praktis, trus mengaku punya pelanggan artis, pejabat, politisi, pengusaha sukses untuk meningkatkan pamor.
Atau pakai aksi aksi kesurupan, membuat salah satu pengikut menjadi kesurupan serta bisa menyembuhkan.
Ditambahi dengan menjelekkan pesantren atau padepokan yang lain. Jujur saya pribadi malah curiga, kalau untuk pengajian anak anak usia ABG tidak perlu yang berat berat deh ilmunya. Saya pribadi lebih tenang kalau ustadnya mengajarkan tentang bacaan sholat yang benar, cara membaca Quran dengan baik sesuai tajwid *saya bilang baik karena di arab sendiri banyak suku yang cara membacanya bisa berbeda beda "cengoknya".
Pengajian yang tidak mengkafirkan sesama orang yang beragama. Karena pengertian kafir bagi saya pribadi adalah orang yang tidak beragama. Kalau orang lain sudah beragama bukan kafir namanya. Akhir kata semoga tulisan saya diatas bisa bermanfaat untuk teman teman sekalian. Selalu ingat pesan sahabat Nabi Ali bin Abi thalib " Tiada warisan yang lebih baik daripada pendidikan". 😇

Silakan share jika bermanfaat.

 Flashdiks Anak Muslim

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Padepokan dan Pondok Pesantren"

Posting Komentar